Sunday 24 November 2013

BERSIKAP RENDAH DIRI



Orang yang selalu menghiasi diri dengan sifat suka merendah diri atau tawaduk akan  menyerlahkan keperibadian yang luhur.  Sesungguhnya ia adalah sifat para nabi, sahabat dan orang soleh yang perlu dipraktikkan seluruh umat Islam.

Mereka yang selalu merendah diri, Rasulullah SAW melihatnya sebagai orang yang memiliki  keinsafan tinggi dan kesempurnaan akal serta menonjolkan identiti mukmin yang taat.

Rasulullah SAW bersabda mafhumnya: 
“Orang yang cerdik lagi berakal ialah orang  yang  merendahkan  dirinya  (dengan  sifat  tawaduk),  di samping menghisabkannya  dan  beramal  untuk  selepas mati. Sedangkan orang yang lemah,  ialah orang yang mengikut nafsunya dan bercita-cita kepada Allah    beberapa  cita-cita  (angan-angan).”  (Hadis  riwayat Imam Ahmad dan Ibn Majah)
Kita harus sedar, merendah diri adalah tuntutan agama. Oleh itu, menjadi kewajipan  semua mukmin memiliki dan mengamalkannya tanpa mengira tempat atau keadaan sepanjang langkah hayatnya.

Rasulullah  SAW  bersabda yang bermaksud: 
“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku supaya bertawaduk,   sehingga  tidak  ada  seorang pun  yang menyombong  dirinya  terhadap  orang  lain dan tidak ada seorang pun yang menganiaya terhadap orang lain.” (Hadis riwayat Muslim)
Kesedaran   mengenai   amalan   merendah   diri   perlu  dipupuk  dengan sungguh-sungguh  dalam  kalangan  umat  Islam atas dasar keimanan kerana  seorang  yang  tawaduk selalu menghargai dan menghormati orang lain yang akhirnya mampu menarik kecintaan mereka.

Sifat tawaduk juga memungkinkan kita mudah digauli dan mendapat pertolongan saat-saat  berdepan kesulitan. Hal ini menggambarkan jiwa yang subur dengan ketulusan dalam segenap tindakan dan amalan dilakukan sekali gus terhindar daripada perbuatan suka menunjuk-nunjuk atau takbur. 

Jika diperhatikan penjelasan Rasulullah SAW, ternyata merendah diri sama sekali tidak  menjadikan seseorang itu hina bahkan diangkat oleh Allah SWT di tempat yang tinggi  seperti mana maksud hadis: 
“Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang  hamba  yang  pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan  diri kerana Allah melainkan akan Allah  angkat  darjatnya.” (Hadis riwayat Muslim)
Namun masih ada segelintir masyarakat yang belum faham maksud tawaduk sehingga  menjadi gambaran dan ukuran mereka ialah gaya berjalan yang perlahan tidak bermaya atau tidak mahu berhias dengan mengenakan pakaian yang bagus.

Padahal, konsep tawaduk mengikut agama bukanlah sesempit itu. Apa yang dijelaskan  agama ialah tunduk patuh kepada  kebenaran dan menerima kebenaran itu. Seperti pernah disuarakan Ibn Atha’, tawaduk adalah orang yang menerima (dengan lapang dada) dan mengakui kebenaran daripada orang lain.

Fudhail bin Iyadh pula menambah:  

“Rendah hati untuk kebenaran, menyelamatkan diri untuk kebenaran, dan menerima kebenaran dari orang lain. Sebaliknya, orang yang menolak kebenaran dengan apapun alasannya adalah suatu bentuk kesombongan.”

Syeikh Ahmad Ibn  ‘Athaillah dalam kitab Al-Hikam berkata, orang yang tawaduk tidak  marah apabila dicaci atau diejek, tidak benci apabila dituduh sombong, tidak tamak dengan harta atau pangkat dan tidak pernah berasa dirinya termasuk orang yang disegani setiap orang.   

Friday 22 November 2013

CARILAH HIDAYAH ALLAH




" Allah yg menerangi langit dan bumi. Perumpamaan nur ALLAH adalah seperti sebuah "mishkah" (lubang yg tidak tembus) yg didlmnya ada sebuah pelita, pelita itu didlmnya kaca, kaca itu pula (jernih terang) laksana bintang yg bersinar seperti mutiara, pelita itu dinyalakan dgn minyak drpd pohon yg diberkati iaitu pohon zaitun yg tumbuh tdk diseblah timur dan tdk pula disebelah barat yg minyaknya hampir-hampir memancarkan cahaya bersinar (kerana jernihnya) walaupun ia tdk disentuh api, cahaya berlapis cahaya. ALLAH membimbing sesiapa yg dikehendakiNYA kpd nur hidayahNYA itu dan ALLAH mengemukakan pelbagai perumpamaan utk umat manusia. ALLAH Maha Mengetahui akan sesuatu" An-Nur, 24:35

Subhanallah...itulah perumpamaan ALLAH bagi HidayahNYA...umpama cahaya berlapis cahaya...ibarat kita berada disuatu tmpt yg gelap...dgn hadirnya cahaya itu...maka teranglah sekeliling...sama juga dgn Hidayah ALLAH...pemandu utk meraih Syurga ALLAH...tanpanya kehidupan akan gelap...tanpa arah tuju yg pasti...tapi..kehadirannya mmpu menerangkan kehidupan..dengan 1 tujuan yg pasti..utk meraih Syurga ALLAH....

Hidayah ini pula boleh dtg dlm pelbagai bentuk...bentuk pertama ialah Hidayah naluri atau keinginan. Hidayah ni adalah semulajadi ada pada diri kita semenjak lahir...contoh bayi yg baru lahir..keinginannya utk mendapat susu bg menghilangkan rasa lapar...dan bayi pon menangis utk memenuhi keinginan tu....

Hidayah bentuk ke2 ialah pancaindera...ALLAH kurniakan kita pancaindera...cukup dan sempurna semuanya..Alhamdulillah...Gunakanlah pancaindera pinjaman ALLAH itu utk melihat segala kekuasaan dan kebesaran ALLAH SWT....Bentuk ke3 ialah akal fikiran..Hidayah ini membolehkan kita membezakan sesuatu yg baik dan buruk...dan...dgn Hidayah ini jugalah kita dpt memikirkan tentang kekuasaan ALLAH yg amat sempurna sifatNYA...Dan..apabila seseorang itu sdh mencapai umur baligh..akalnya sudah sempurna dan menjadi kewajipan baginya mencari Hidayah ALLAH dan menuju kearah kebenaran...

Hidayah ke4 ialah Hidayah Agama...iaitu Islam...patuh dan akur dgn suruhan serta larangan ALLAH...Nabi SAW pernah bersabda "Sesiapa yg ALLAH kehendaki kebaikan padanya, maka akn difahamkannya perkara agama" (Riwayat Ahmad)..Orang yg faham agama pasti patuh dan akur dgn setiap suruhan dan larangan ALLAH..Hidayah yg terakhir ialah Hidayah Taufik..Hidayah Taufik hanya ALLAH yg berkuasa memberinya kpd sesiapa yg dikehendakiNYA...Hidayah ini merupakan Hidayah tertinggi yg dikurniakan ALLAH pada sesiapa yg dikehendakiNYA...

Hidayah kurniaan ALLAH ini perlu dipelihara...kerana...ia akan hilang jika dibiarkan...dan...ramai yg salah sangka...mereka menunggu ALLAH mengurnikan Hidayah tanpa sebarang usaha...hanya menunggu...dan akhirnya...Izrail menjemput sebelum Hidayah menyapa...Hakikatnya..Hidayah itu memang milik ALLAH...ALLAH berkuasa utk memberikan Hidayah kpd sesiapa yg dikehendakiNYA...Namun..kita masih perlu berusaha mencarinya...ALLAH kurniakan kita Hidayah naluri, Hidayah pancaindera..Hidayah akal fikiran...Hidayah agama...maka...gunakan Hidayah ini yg sudah tersedia dalam ekspidisi mencari Hidayah Taufik...

Fitrah manusia memang sukakan kebenaran...setiap org pasti pernah ada keinginan utk berubah menjadi yg lebih baik kn...tp ramai yg kalah..tewas dgn nafsu...keinginan yg ada terus terkubur sepi...Gunakanlah anugerah naluri, pancaindera, akal fikiran serta agama yg kita ada utk teruskan perjalanan mencari Hidayah ALLAH...Jangan malu utk merintih..menangis mohon Hidayah dari ALLAH..Sesungguhnya ALLAH kasihi hambaNYA yg suka meminta padaNYA...Hidayah ALLAH perlu dicari dan bukan ditunggu...Ayuh sahabat2 sekalian...mulakan eskpedisi mencari Hidayah ALLAH!

Thursday 21 November 2013

AGAR HATI LUNAK


Segala puji bagi Allah, yang membentangkan tangan-Nya untuk menerima taubat hamba-hamba-Nya. Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi-Nya, teladan bagi segenap manusia, yang menunjukkan kepada mereka jalan yang lurus menuju ampunan dan ridha-Nya. Amma ba’du.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.” (al-Fawa’id, hal. 95).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh celaka orang-orang yang berhati keras dari mengingat Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang amat nyata.” (QS. az-Zumar: 22).

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan, “Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lunak dengan membaca Kitab-Nya, tidak mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa tenang dengan berzikir kepada-Nya. Akan tetapi hati mereka itu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya…” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).

Ciri-Ciri Orang Berhati Keras

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan, bahwa ciri orang yang berhati keras itu adalah tidak lagi merespon larangan dan peringatan, tidak mau memahami apa maksud Allah dan rasul-Nya karena saking kerasnya hatinya. Sehingga tatkala setan melontarkan bisikan-bisikannya dengan serta-merta hal itu dijadikan oleh mereka sebagai argumen untuk mempertahankan kebatilan mereka, mereka pun menggunakannya sebagai senjata untuk berdebat dan membangkang kepada Allah dan rasul-Nya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 542)

Orang yang berhati keras itu tidak bisa memetik pelajaran dari nasehat-nasehat yang didengarnya, tidak bisa mengambil faedah dari ayat maupun peringatan-peringatan, tidak tertarik meskipun diberi motivasi dan dorongan, tidak merasa takut meskipun ditakut-takuti. Inilah salah satu bentuk hukuman terberat yang menimpa seorang hamba, yang mengakibatkan tidak ada petunjuk dan kebaikan yang disampaikan kepadanya kecuali justru memperburuk keadaannya (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).

Orang yang memiliki hati semacam ini, tidaklah dia menambah kesungguhannya dalam menuntut ilmu melainkan hal itu semakin mengeraskan hatinya… Wal ‘iyadzu billah (kita berlindung kepada Allah darinya)… Maka sangat wajar, apabila sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu mengingatkan kita semua, “Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi hakekat ilmu itu adalah rasa takut.” Abdullah anak Imam Ahmad pernah bertanya kepada bapaknya, “Apakah Ma’ruf al-Kurkhi itu memiliki ilmu?!”. Imam Ahmad menjawab, “Wahai putraku, sesungguhnya dia memiliki pokok ilmu!! Yaitu rasa takut kepada Allah.” (lihat Kaifa Tatahammasu, hal. 12).

Sebab Hati Menjadi Keras

Sebab utama hati menjadi keras adalah kemusyrikan. Oleh sebab itu Ibnu Juraij rahimahullah menafsirkan ‘orang-orang yang berhati keras’ dalam surat al-Hajj ayat 53 sebagai orang-orang musyrik (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/326]). Demikian pula orang-orang yang bersikeras meninggalkan perintah-perintah Allah dan orang-orang yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah (baca: ahlul bid’ah); mereka menyelewengkan maksud ayat-ayat agar cocok dengan hawa nafsunya. Orang-orang seperti mereka adalah orang-orang yang berhati keras (lihat Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225). Selain itu, faktor lain yang menyebabkan hati menjadi keras adalah berlebih-lebihan dalam makan, tidur, berbicara dan bergaul (lihat al-Fawa’id, hal. 95)

Lembut dan Kuatkan Hatimu!

Sudah semestinya seorang muslim -apalagi seorang penuntut ilmu!- berupaya untuk memelihara keadaan hatinya agar tidak menjadi hati yang keras membatu. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa hati seorang hamba akan menjadi sehat dan kuat apabila pemiliknya menempuh tiga tindakan:

1. Menjaga kekuatan hati. Kekuatan hati akan terjaga dengan iman dan wirid-wirid ketaatan.
2. Melindunginya dari segala gangguan/bahaya. Perkara yang membahayakan itu adalah dosa, kemaksiatan dan segala bentuk penyimpangan.
3. Mengeluarkan zat-zat perusak yang mengendap di dalam dirinya. Yaitu dengan senantiasa melakukan taubat nasuha dan istighfar untuk menghapuskan dosa-dosa yang telah dilakukannya (lihat Ighatsat al-Lahfan, hal. 25-26)

Sungguh indah perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah, “Setiap hamba pasti membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, sholat, merenung, berintrospeksi diri dan memperbaiki hatinya.” (dinukil dari Kaifa Tatahammasu, hal. 13). Ibnu Taimiyah juga berkata, “Dzikir bagi hati laksana air bagi seekor ikan. Maka apakah yang akan terjadi apabila seekor ikan telah dipisahkan dari dalam air?” (lihat al-Wabil ash-Shayyib). Ada seseorang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri, “Aku mengadukan kepadamu tentang kerasnya hatiku.” Maka beliau menasehatinya, “Lembutkanlah ia dengan berdzikir.”

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terkungkung oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat karena rasa takut kepada Allah dan ketekunan berdzikir kepada-Nya.” (lihat al-Fawa’id, hal. 95)

Langkah Selanjutnya?

Dari keterangan-keterangan di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa untuk menjaga hati kita agar tidak keras dan membatu adalah dengan cara:

1. Beriman kepada Allah dan segala sesuatu yang harus kita imani
2. Mentauhidkan-Nya, yaitu dengan mempersembahkan segala bentuk ibadah hanya kepada-Nya dan membebaskan diri dari segala bentuk penghambaan kepada selain-Nya
3. Melaksanakan ketaatan kepada-Nya dan taat kepada rasul-Nya
4. Meninggalkan perbuatan dosa, maksiat dan penyimpangan
5. Banyak mengingat Allah, ketika berada di keramaian maupun ketika bersendirian
6. Banyak bertaubat dan beristighfar kepada Allah untuk menghapus dosa-dosa kita
7. Menanamkan perasaan takut kepada Allah dan berusaha untuk senantiasa menghadirkannya dimana pun kita berada
8. Merenungi maksud ayat-ayat al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
9. Selalu bermuhasabah/berintrospeksi diri untuk memperbaiki diri dan menjaga diri dari kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu
10. Bergantung kepada Allah dan mendahulukan Allah di atas segala-galanya

Ya Allah, lunakkanlah hati kami dengan mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu…

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Ikhlas. Mudah di sebut namun susah untuk didapati. Diibaratkan oleh seorang sahabat r.a. umpama semut hitam di atas batu hitam di malam yang pekat gelap. Begitulah susahnya mencapai darjat keikhlasan ini. Syeikh Al Khushairi seorang pengasas Tasauf menerangkan bahawa ikhlas itu ialah mengerjakan ibadah kerana ingin memperdekatkan diri kepada Allah s.w.t. bukan kerana untuk mencari kesayangan orang atau sesuatu hal yang lain selain daripada Allah Tuhan yang menjadikan kita.

Orang yang tidak mempunyai keikhlasan hati bererti dia hidup dan bekerja hanya untuk dorongan hawa nafsu sahaja yang merugikan diri sendiri saja. Padahal ALLAH TA'ala memerintahkan kita semua beramal dan beribadat dengan keikhlasan hati. Segala pengabdian diri terhadap Allah hendaklah dilakukan seikhlas-ikhlasnya dengan penuh kebenaran, keadilan, kebijaksanaan dan kesabaran, sepertimana firman Allah s.w.t. di dalam surah Al-A'raf

Maksudnya: "Hadapkanlah muka kamu dengan lurus, tulus dan ikhlas tiap-tiap mengerjakan sembahyang dan serulah Tuhanmu sambil mengikhlaskan diri kepadaNya"


Musuh utama bagi IKHLAS adalah RIYAK,UJUB,TAKBUR dan seangkatan dengannya. Sifat-sifat ini adalah racun berbisa yang dicucuk oleh syaitan yang adakalanya menyusup masuk ke hati tanpa kita sedari. Bagi yang sedar pula,susah baginya untuk menghindar dan bisanya mazmumah ini yang mana ia sangatlah berbahaya hingga boleh melumpuhkan iman dan tauhid manusia.

Muadz bin Jabal r.a. berkata:bersabda Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya sedikit riya' itu sudah termasuk syirik. DAn siapa yang memusuhi seorang waliyullah, bererti telah berperang dengan Allah. Dan Allah kasih sayang pada hambaNya yang taqwa."

Keikhlasan seseorang dalam amal perbuatannya tidak boleh dinilai melalui luaran sahaja. Hati yang ikhlas akan terpancar pada amalannya yang bersih dari riya' yang jelas mahupun yang samar.Keikhlasan seseorang yang abrar biasanya terarah kepada pahala yang dijanjikan Allah terhadap hambaNya yang ikhlas yang mengambil ayat "iyyaKa na'budu"(Hanya pada Mu kami menyembah dan tidak kami persekutukan Engkau dalam ibadat ini kepada sesuatu yang lain).

Keihlasan seseorang yang muqarrabin(dekat) pula ialah yang menerapkan pengertian "Laa haula wala quwwata illa billah" : Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada langsung kekuatan melainkan semuanya daripada Allah semata-mata. Golongan ini merasakan setiap amal dan ibadatnya hanyalah semata-mata kerana kurnia Allah padanya, bukan kerana ilmunya mahupun kekuatannya sendiri. Ini diambil dari ayat "iyyaka nasta'in": (Hanya padaMu kami mengharap bantuan pertolongan.)

Rasulullah SAW ada bersabda,
"Barangsiapa merendah diri, Allah akan memuliakannya dan barangsiapa meninggi diri Allah akan menghinanya"

Menurut Imam Al-Ghazali, keikhlasan itu sememangnya susah untuk didapati namun perlulah kita berusaha mendidik hati ke arah keikhlasan itu. Umpama seorang ibu yang mendidik seorang anak untuk mengerjakan solat,di awalnya pasti akan dipaksa dahulu sang anak untuk bersolat,bukan datang dari keinginan nya sendiri. Begitu juga dalam kita bekerja apatah lagi beribadat. Jangan jadikan statement "takut tidak ikhlas" sebagai alasan untuk tidak melaksanakan ibadat. Paksalah diri untuk melakukannya dengan niat untuk mencapai redha Allah dan mengharap balasan pahala darinya. Cuba untuk ikhlaskan sehabis mungkin meskipun pasti akan dicemari juga pada awalnya dengan rasa tidak ikhlas.

Rasulullah saw. bersabda, “Ikhlaslah dalam beragama; cukup bagimu amal yang sedikit.”

Bagi orang-orang 'alim pula berhati-hatilah dengan ilmu yang ada jangan sampai hilang keikhlasan dan timbul riyak atas kelebihan ilmu yang dimilikinya. Ibrahim bin Adham pernah berkata, tidak benar-benar bertujuan kepada Allah siapa yang ingin masyhur. Orang yang hatinya sentiasa ingin masyhur,dipandang,dipuja dan dipuji manusia lain bermaksud hatinya telah bernanah dengan bisa sifat riyak ini.

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap redha-Nya.”Sentiasalah kita bermuhasabah pada setiap amalan kita. Utamakan pandangan ALLAH Ta'ala melebihi pandangan manusia. Takut-takut di akhirat sana nanti tiada apa yang tinggal untuk dipersembahkan pada Allah Ta'ala. Moga-moga Allah Ta'ala memelihara kita daripada sifat riyak ini. Ikhlaskanlah hati dan jiwa kita hanya mengharap kan Redha dari Allah semata-mata. 
La haula wala quwwata illa billah.
Astaghfirullah al adzim.

Wednesday 20 November 2013

KELEBIHAN BERSUJUD




Ulama mengatakan sujud ketika solat adalah waktu manusia paling menggalakan sistem pernafasan dan mengembalikan kedudukan organ ke tempatasalnya. Percaya atau tidak, berikut adalah hikmah yang diperoleh daripada perbuatan bersujud ketika sembahyang.

1. Membetulkan kedudukan buah pinggang yang terkeluar sedikit daripadatempat asalnya.
2. Membetulkan pundi peranakan yang jatuh.
3. Melegakan sakit hernia.
4.Mengurangkan sakit senggugut ketika haid.
5.Melegakan paru-paru daripada ketegangan.
6. mengurangkan kesakitan bagi pesakit apendiks atau limpa.
7.kedudukan sujud adalah paling baik untuk berehat dan mengimbangkan lingkungan bahagian belakang tubuh.
8.Meringankan bahagian pelvis
9.Memberi dorongan supaya mudah tidur.
10. Menggerakkan otot bahu, dada,leher, perut serta punggung ketika akan sujuddan bangun daripada sujud. Pergerakan otot ini akan menjadikan ototnya lebih kuat dan elastik,secara semula jadi dan ia juga akan memastikan kelancaran perjalanan darah.
11. Bagi wanita, pergerakan otot itu menjadikan buah dadanya lebih baik,mudah berfungsi untuk menyusukan bayi dan terhindar daripada sakit buah dada.
12. Sujud juga mampu mengurangkan kegemukan.
13.Pergerakan bahagian otot sewaktu sujud juga boleh memudahkan wanita bersalin.organ peranakan mudah kembali ke tempat asal serta terhindar daripada sakit gelombang perut.(Convulsions).
14.Organ terpenting iaitu otak kita juga akan menerima banyak bekalan darah dan oksigen.
15. Mengelakkan pendarahan otak jika tiba-tiba menerima pengepaman darah keotak secara kuat dan mengejut serta terhindar penyakit salur darah dan sebagainya.
Dari segi psikologi pula, sujud membuatkan kita merasa rendah diri di hadapan Yang Maha pencipta sekali gus mengikis sifat sombong,riak takbur dan sebagainya.

Manakala dari sudut perubatan pula, kesan sujud yang lama akan menambahkan kekuatan aliran darah ke otak yang boleh mengelakkan pening kepala dan migrain, menyegarkan otak serta menajamkan akal fikiran sekali gus menguatkan mentaliti seseorang.

TIPS MENDIDIK ANAK





Mulakanlah hidup anak anda dengan nama panggilan yang baik. Nama panggilan yang kurang baik akan menyebabkan anak anda malu dan merasa rendah diri.(Dalam Islam sendiri nama panggilan yang baik adalah digalakkan).


Berikan anak anda pelukan setiap hari (Kajian menunjukkan anak yang dipeluk setiap hari akan mempunyai kekuatan IQ yg lebih kuat daripada anak yang jarang dipeluk).


Pandanglah anak anda dengan pandangan kasih sayang (Pandangan ini akan membuatkan anak anda lebih yakin diri apabila berhadapan dengan persekitaran).


Berikan peneguhan setiap kali anak anda berbuat kebaikan (Berilah pujian, pelukan, ciuman, hadiah ataupun sekurang-kurangnya senyuman untuk setiap kebaikan yang dilakukannya).


Janganlah mengharapkan anak anda yang belum matang itu melakukan sesuatu perbuatan baik secara berterusan, mereka hanya kanak-kanak yang sedang berkembang. Perkembangan mereka membuatkan mereka ingin mengalami setiap perkara termasuklah berbuat silap.


Apabila anda berhadapan dengan masalah kerja dan keluarga, pilihlah keluarga (Seorang penulis menyatakan anak-anak terus membesar. Masa itu terus berlalu dan tak akan kembali).


Di dalam membesarkan dan mendidik anak-anak, janganlah mengeluh. Keluhan akan membuatkan anak-anak merasakan diri mereka sebagai suatu bebanan kepada ibubapa mereka.


Dengarlah cerita anak anda, cerita itu tak akan dapat anda dengari lagi pada masa akan datang. Tunggu giliran anda untuk bercakap. Ini akan mengajar anak anda tentang giliran untuk bercakap.


Tenangkan anak anda setiap kali mereka memerlukannya. Tunjukkan kepada anak anda bagaimana cara untuk menenangkan diri. Mereka akan menirunya.


Buatkan sedikit persediaan untuk anak-anak menyambut harijadinya. Sediakanlah hadiah harijadi yang unik walaupun harganya murah. Keunikan akan membuatkan anak anda belajar menghargai. Anak2 yg datangnya daripada persekitaran yang menghargai akan belajar menghargai orang lain.


Kemungkinan anak kita menerima pengajaran bukan pada kali pertama belajar. Mereka mungkin memerlukan kita mengajar mereka lebih daripada sekali.


Luangkanlah masa bersama anak anda diluar rumah, peganglah tangan anak-anak apabila anda berjalan dengan mereka.. Mereka tentu akan merasa kepentingan kehadiran mereka dalam kehidupan anda suami isteri.


Dengarlah mimpi ngeri anak-anak anda. Mimpi ngeri mereka adalah begitu real dalam dunia mereka.


Hargailah permainan kesayangan anak anda. Mereka juga dalam masa yang sama akan menghargai barang-barang kesayangan anda. Elakkan daripada membuang barang kesayangan mereka walaupun sudah rosak. Mintalah kebenaran mereka sebelum berbuat demikian.


Janganlah membiarkan anak-anak anda tidur tanpa ciuman selamat malam.


Terimalah yang kadangkala anda bukanlah ibubapa yang sempurna. Ini akan mengurangkan stress menjadi ibubapa.


Jangan selalu membawa bebanan kerja pejabat ke rumah. Anak-anak akan belajar bahawa kerja-kerja ofis selalunya lebih penting daripada keluarga.


Anak menangis untuk melegakan keresahan mereka, tetapi kadangkala cuma untuk sound effect sahaja. Bagaimanapun dengarilah mereka, dua puluh tahun dari sekarang anda pula yang akan menangis apabila rumah mula terasa sunyi. Anak-anak anda mula sibuk mendengar tangisan anak mereka sendiri.


Anak-anak juga mempunyai perasaan seperti anda. Ibarat kain yang putih, terpulanglah kepada anda untuk mencorakkannya. Semuanya di tangan anda.

TANDA-TANDA KIAMAT KECIL TELAH LENGKAP SEMPURNA!

Harus diingat, kita sudah pun ‘embrace’ kepada tanda-tanda kiamat besar secara tidak rasmi iaitu keluarnya Dajjal dan Yakjuj & Ma’juj. Dajjal telah pun keluar dan kini berada dalam peringkat ‘sehari sama seperti sebulan’ iaitu diluar dimensi masa manusia. Manakala Yakjuj & Ma’juj telah pun dibebaskan setelah Tembok Zulkarnain (dengan izin Allah) telah runtuh di Georgia. Golongan mereka pada hari ini telah menjadi Ashkenazi Jews & Zionist! Golongan mereka yang terakhir akan keluar ialah selepas Dajjal dibunuh oleh Isa a.s. Hanya 8 tanda-tanda besar kiamat yang masih tinggal. Allahu A’lam.

Disaat kita berada dalam lena yang panjang, ketika itulah kiamat akan datang, dan kalian kelihatan seperti keldai yang terpinga-pinga. Maka, ambillah peringatan, kerana peringatan itu amat berguna kepada mereka-mereka yang berfikir.
1) Penaklukan Baitulmuqaddis
Dari Auf b. Malik lah.a. katanya, Rasulullah s.a.w telah bersabda: “saya menghitung 6 perkara menjelang – hari kiamat.” Baginda menyebutkan salah 1 di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis.” – Sahih Bukhari
2) Zina bermaharajalela
“Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang.” – Sahih Muslim
3) Bermaharajalela alat muzik
“Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka.
” Ada yang bertanya kepada Rasulullah; “Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?” Baginda menjawab; “Apabila telah bermaharajalela bunyian (muzik) dan penyanyi-penyanyi wanita” – Ibnu Majah
4) Menghias masjid & membanggakannya
“Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegahan dalam mendirikan masjid” – Riwayat -Nasai.
5) Munculnya kekejian, memutuskan kerabat & hubungan dengan tetangga tidak baik
“Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam tetangga.” – Riwayat Ahmad dan Hakim.
6) Ramai orang soleh meninggal dunia
“Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik & ahli agama di muka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang2 yang hina dan buruk yang tidak mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran” – Riwayat Ahmad
7) Orang yang hina mendapat kedudukan terhormat
“Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka’ bin Luka’ (orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh 2 orang mulia”
- Riwayat Thabrani
8) Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja
“Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja.” – Riwayat Ahmad
9) Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang
Diriwayatkan dari Abu Hurairah lah.a. “Di antara tanda-tanda telah hari kiamat ialah akan muncul pakaian2 wanita & apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang”.
10) Bulan sabit kelihatan besar
“Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit.”
- Riwayat Thabrani
11) Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita
“Pada akhir zaman akan muncul pembohong2 besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar & belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu & memfitnahmu” – Sahih Muslim
12) Banyak saksi palsu & menyimpan kesaksian yang benar
“Sesungguhnya sebelum datang nya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar.” – Riwayat Ahmad
13) Negara Arab menjadi padang rumput & sungai
“Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai” – Sahih Muslim
14) Manusia mewarnai rambut di kepalanya dengan warna hitam supaya kelihatan muda
“Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum yang mencelupi rambut mereka dengan warna hitam seperti ‘bulu merpati’ yang mereka itu tidak akan mencium bau syurga.” – Sahih Abu Daud & Nasai
15) Munculnya gaya hidup mewah dan manja di kalangan umat Islam
“Apabila umatku berjalan dengan sombong dan yang melayan mereka adalah putera-puteri raja, putera-puteri Parsi dan Rom, maka orang yang paling buruk akan berkuasa terhadap orang yang paling baik (pilihannya).” – Riwayat Tarmizi, Sahih Abdullah ibnu Umar r.a.
Kini, Kita hanya menuggu saat tibanya..
Daripada Huzaifah bin Asid Al-Ghifari ra. berkata: “Datang kepada kami Rasulullah saw. dan kami pada waktu itu sedang berbincang-bincang. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu perbincangkan?”. Kami menjawab: “Kami sedang berbincang tentang hari qiamat”. Lalu Nabi saw. bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya”. Kemudian beliau menyebutkannya: “Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia kepada Padang Mahsyar mereka”.
(H.R Muslimi)
Keterangan:
Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:
  1. Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
  2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hinggakan ramai orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
  3. Binatang besar yang keluar berhampiran Bukit Shafa di Mekah yang akan bercakap bahawa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
  4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
  5. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahadi yang berdaulat pada masa itu dan beliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleb orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
  6. Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerosakan dipermukaan bumi ini, iaitu apabila mereka berjaya menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
  7. Gempa bumi di Timur.
  8. Gempa bumi di Barat.
  9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.
  10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman.
Mengikut pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat dirajihkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahawa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala petanda-petanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda qiamat yang besar yang akan merosakkan sistem alam cakerawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa qiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

RAKUS KEJAR KEBENDAAN PUNCA INSTITUSI KEKELUARGAAN PINCANG


SETIAP pasangan yang berkahwin pasti mengharapkan hubungan dibina kekal sepanjang hayat. Tidak pernah tergambar akan melalui detik sukar membawa kepada perceraian yang akan memberi kesan terhadap beberapa pihak terutama anak-anak.
Punca perceraian perlu diambil kira untuk melihat apakah bentuk masalah yang boleh menyebabkan perceraian. Ada pelbagai punca perceraian antaranya faktor kekurangan kewangan, tiada persefahaman, kegagalan memahami serta melaksanakan tanggungjawab.
Sama ada kegagalan memahami tanggungjawab berpunca daripada kekhilafan mahupun kurangnya pendedahan diberikan hingga kadangkala pihak berkenaan tidak mengetahui akan tanggungjawab yang perlu dilaksanakan.

Satu lagi punca perceraian berkemungkinan kesan daripada pasca-modenisme yang tanpa disedari merubah serba sedikit budaya serta amalan masyarakat masa kini seiring kemajuan dicapai dan sekali gus memberi kesan terhadap perkara lain.
Pasca-modenisme bukanlah sesuatu yang baru, namun fahaman manusia berpegang kepada modernisme ini menyebabkan mereka yakin manusia yang berkuasa dan menentukan segala aspek kehidupan.
Pengaruh hebat ini juga berkesan ke atas pemikiran dan keyakinan umat Islam melalui pelbagai saluran seperti sistem pendidikan, ekonomi, budaya, sosial dan politik.
Oleh demikian, pemahaman terhadap konsep keluarga dan tanggungjawab penting. Keluarga hari ini pada asasnya terdiri daripada bapa, ibu dan anak-anak. Berbeza masyarakat tradisional, keluarga lebih besar kerana termasuk saudara mara sebelah suami dan isteri yang tinggal bersama.
Ini sebenarnya memberi kesan kepada kepemimpinan keluarga kerana jika berdasarkan keluarga tradisional, keluarga akan dipimpin oleh datuk yang berpengalaman berbanding keluarga asas dipimpin bapa masih muda serta kurang pengalaman.
Perubahan demi perubahan menjadikan tumpuan manusia tertumpu kepada kebendaan. Kehidupan bukan lagi setakat selesa malah lebih daripada itu. Maka, berlakulah perceraian berpunca daripada kegagalan suami memberikan nafkah mengikut kehendak isteri untuk berbelanja. Pada masa sama, tanggungjawab yang sepatutnya mula diabaikan sedikit demi sedikit.
Suami adalah peneraju utama keluarga dan sebagai pembimbing kepada isteri serta anak bersesuaian kelebihan dianugerahkan Allah terhadap kaum lelaki. Suami juga bertanggungjawab memberi nafkah kepada isteri serta anak.
Firman Allah yang bermaksud: “Kaum lelaki adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap kaum perempuan kerana Allah melebihkan kaum lelaki dengan beberapa keistimewaan daripada kaum perempuan dan kerana kaum lelaki membelanjakan sebahagian dari hartanya.” (Surah An-nisa’, ayat 34)
Dalam pada itu, tanggungjawab utama isteri adalah mentaati dan patuh kepada suruhan suami bersesuaian dengan hadis Rasulullah SAW yang bermaksud:
“Sekiranya aku diperintahkan untuk menyuruh seseorang menyembah seorang yang lain, nescaya aku akan menyuruh seorang perempuan menyembah suaminya.” (Hadis riwayat Abu Daud dan Hakim)
Ini bukanlah menafikan hak atau memandang rendah peranan wanita kerana wanita mempunyai peranan tersendiri. Wanita pengurus utama keluarga dari sudut kewangan, makan minum, pakaian, pengurus kediaman serta dalam didikan terhadap anak.
Permasalahan mungkin timbul apabila suami mulai mengabaikan tanggungjawabnya. Lebih-lebih lagi jika isteri mempunyai kerjaya dan kebanyakannya mengharapkan wang hasil pendapatan isteri untuk menampung keperluan keluarga.
Akan tetapi, realitinya, suami masih lagi bertanggungjawab secara penuh dan isteri boleh membantu sekadar yang perlu, bukan menanggung sepenuhnya atau sebahagian besar keperluan.
Tuntutan kerja sekarang ada kala menyebabkan isteri tidak lagi menguruskan rumah tangga sebaliknya tugas menyediakan makanan serta keperluan keluarga dilakukan pembantu rumah. Ini belum lagi waktu kerja yang menyukarkan isteri membahagikan antara kerjaya dan rumah tangga.
Ini belum lagi kes isteri yang berjawatan lebih tinggi daripada suami yang turut mencetus kepada perbalahan. Segelintir wanita juga gagal memahami bahawa konsep ketaatan bukanlah satu budaya yang sengaja diwujudkan pada zaman dulu tetapi digariskan oleh syarak.
Kegagalan memahami tanggungjawab menyebabkan lelaki mengambil kesempatan terhadap isteri yang bekerja sementara isteri yang menyumbang kepada ekonomi keluarga pula merasakan dirinya tidak boleh dikawal oleh suami.
Kemodenan tidak bermaksud perlu mengubah semua perkara sehingga mengenepikan hukum syarak.
Pemahaman ini perlu diterapkan kepada masyarakat supaya dapat memahami apa yang dimaksudkan kemodenan sebenar mengikut Islam.
Kebahagiaan rumah tangga juga bukan melihat kepada setinggi mana ilmu seseorang dari sudut akademik mahupun ilmu agama, atau sebanyak mana masa dan wang diperuntukkan untuk keluarga.
Keluarga akan bahagian apabila semua ahlinya memenuhi tanggungjawab masing-masing serta saling menghormati selain bekerjasama menguruskan keluarga berdasarkan syariat Islam tanpa mengetepikan keperluan mengikuti perkembangan semasa.