Tuesday 31 December 2013

DAHSYATNYA DOA SEORANG IBU



Alkisah pada masa Rasulullah, terdapat seorang sahabat yang bernama Al Qomah. Sahabat alim ini dikenal sangat taat dalam menjalankan ibadah khususnya sholat. Setiap Rasulullah sholat pasti beliau selalu menjadi makmum dibelakangnya. Tetapi malang, menjelang akhir hidupnya, Al Qomah mengalami cobaan berat. Disaat-saat sakaratul maut, lidahnya begitu berat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, meskipun berkali-kali Rasulullah menuntunnya. Sehingga akhirnya Rasulullah memanggil istri Al qomah dan menanyakan keberadaan ibu Al Qomah. Ternyata ibu al Qomah masih hidup dan tinggal di sebuah kota. Dengan segera Rasulullah mendatangi dan menemui ibu Al Qomah.

Rasulullah menceritakan bagaimana kondisi Al Qomah. Ibu tersebut tidak menunjukkan reaksi apapun bahkan menyumpahinya. Setelah Rasulullah berdialog dengan ibu Al Qomah, barulah beliau memahami ternyata ibu tersebut memiliki sakit hati pada putranya. Setelah berkeluarga, Al Qomah tidak lagi memperhatikan hak-hak ibunya. Dengan pujukan Rasulullah, akhirnya hati ibu tersebut luluh juga dan memaafkan putranya. Dengan ketulusan hati ibunya memaafkan kesalahannya, akhirnya Al qomah dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dan meninggal dunia dengan khusnul khotimah.

Subhanallah……kisah diatas adalah pelajaran dan hikmah yang sangat berharga bagi kita sebagai seorang anak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua kita khususnya ibu kita. Kesalahan sekecil apapun menurut pandangan kita ternyata dapat memberi kesan besar bagi diri kita ketika ibu kita tidak redha terhadap apa yang kita perbuat.
Kisah tersebut juga menunjukkan begitu dalamnya kasih seorang ibu. Dengan alasan apapun, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam tidak ada kata benci pada anaknya sekalipun seorang ibu dizalimi oleh perilaku anaknya.
Dalam kisah-kisah yang lain, baik kisah nyata ataupun dongeng, kedasyatan doa seorang ibu mampu mengalahkan urusan apapun di dunia ini. Karena dalam keredhaan seorang ibu pada anaknya sudah pasti terdapat redha Allah. Bahkan keredhaan Allah kepada orang yang memuliakan ibunya tidak pernah mendatangkan kerugian, justeru akan membuahkan keberuntungan baik di dunia maupun diakhirat.
Kisah pemuda yang hidup didalam kubah terbuat dari batu permata di dasar samudra pada jaman Nabi Sulaiman (baca cerita ba’da isya’) adalah bukti bahwa Allah memberikan kenikmatan yang luar biasa kepada anak yang berbakti kepada ibunya. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah dari seorang ibu yang redha kepada anaknya. Dengan kata lain doanya seorang ibu sangat maqbul dan akan menentukan masa depan anaknya.
AMAL TERBAIK DALAM HABLUMMINANNAS

Begitu urgentnya perkara ini (berbakti pada orang tua), dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 83 perintah ihsan (baik) pada orang tua menempati posisi kedua sesudah perintah beribadah kepada Allah atau larangan mempersekutukan Allah. Bahkan Allah meletakkan perintah terima kasih kepada orang tua setelah terima kasih kepada Allah (QS. Luqman : 14).

Tingginya kedudukan berbakti kepada orang tua menyebabkan durhaka pada orang tua termasuk dalam dosa besar kedua setelah syirik (HR. Bukhari dan Muslim).

Pembaca yang budiman, siapapun dan apapun jabatan kita saat ini apakah kita seorang pengusaha yang berjaya, pejabat tinggi, pengarah, entertainment dsb, status kita sebagai seorang anak tidak akan pernah berubah dimata ibu kita. Dibalik kebesaran diri kita, kita tetaplah sebagai seorang anak yang sampai bilapun memerlukan seorang ibu. Sedar ataupun tidak sadar, menjadi apa kita saat ini adalah karena peranan, hasil ikhtiar dan doa orang tua kita dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik kita selama ini.
Kejayaan kita menjadi seorang unggul merupakan kerja keras orang tua kita dalam mencetak diri kita. Tanpa tekad dan semangat orang tua dalam membina anak-anaknya, kita ini tidak memiliki arti apapun dihadapan manusia maupun Allah.
Pengorbanan orang tua tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka. Sebesar apapun harta yang kita keluarkan, tidak akan pernah mampu menggantikan cucuran keringat dan kelelahan orang tua kita.
Begitu naifnya, kesibukan kita terhadap berbagai urusan sering menyebabkan kita tidak bisa menjadi pelayan yang terbaik bagi orang tua kita, khususnya dihari-hari tuanya, padahal selama ini mereka selalu siap melayani kita at anytime, disaat longgar maupun sempit, susah maupun senang.
Yang lebih mengagumkan, dihari tuanya tersebut dimana tiada harta dan tenaga yang besar, mereka tidak pernah berhenti untuk mendukung kejayaan kita melalui doa-doanya, sementara kita terkadang lupa untuk mendoakannya, kita bahkan terburu-buru beranjak untuk segera mengerjakan pekerjaan kita setelah menunaikan ibadah sholat. Astagfirullahaladzim…..Ya Allah… ampunilah kami yang telah menzalimi ibu dan bapak kami….

INSAN BERTAGWA KUNCI KEBAHAGIAAN ORANG TUA
Abdurrahman bin Mas’ud pernah bertanya pada Rasulullah mengenai amal yang paling disukai oleh Allah. Rasullullah menjawab,”Sholat pada waktunya.”Dan setelah itu,”berbuat baik pada orang tua”. Ini bererti bahwa berbakti pada orang tua merupakan amalan terbaik kedua setelah sholat tepat waktu.
Kasih ibu (bapak) yang tidak terhingga kepada kita tidak akan pernah terbalaskan. Tidak ada sesuatu yang paling menggembirakan ibu dan bapak daripada melihat anaknya dapat menyenangkan hati, berbakti, taat, sopan santun dan cerdas. Begitu pula sebaliknya tiada sesuatu yang lebih menyedihkan hati mereka daripada melihat anaknya durhaka, pembangkang, tidak sopan dan bodoh.
kesolehan diri kita adalah penghibur hati sekaligus menjadi penolong bagi ibu bapak (kelak ketika mereka meninggal ) kita. Dengan predikat kita saat ini, tanpa pangkat “soleh” hanya akan menyengsarakan ibu bapak kita. Kita akan selalu menjadi beban bagi hari tua mereka.
Pembaca yang budiman, yakinlah, ketika kita berbuat baik kepada ibu bapak kita, Allah pasti akan menjadikan anak-anak kita kelak berbuat baik pula pada kita. Kebahagiaan yang kita berikan kepada ibu bapak kita saat ini, kelak akan kita tuai dengan kebahagiaan yang akan diberikan oleh anak-anak kita. Keikhlasan kita merawat dan mengasihi ibu bapak kita akan membuahkan keikhlasan anak-anak kita dalam merawat dan mengasihi kita. Sungguh….Allah yang rahman dan rahim adalah Maha Adil…
“Allahu robbi…ampunilah kami yang sampai saat ini belum bisa membahagiakan ibu bapak kami. Lindungilah ibu bapak kami dalam naungan kasih sayangmu yang Maha Luas dan masukkanlah mereka dalam surgaMu yang berlimpah kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi”

Doa Ibu yang Membuat Anaknya yang Mati Hidup Lagi

Sebelumnya saya pernah menulis tentang dahsyatnya Doa Nabi Yunus  dan dahsyatnya Doa Nabi Musa. Kali ini saya akan menulis tentang dahsyatnya doa seorang ibu terhadap anaknya yang sudah mati, kemudian anak itu hidup kembali. Kisah ini saya dapatkan dalam kitab Mujab ad-Da’wah yang ditulis oleh Imam al-Hafizh Ibnu Abi ad-Dunya rahimahullah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu , dia bercerita:
Suatu hari kami menjenguk seorang anak muda dari Anshar (Madinah) yang sedang sakit berat. Kami tidak beranjak dari sisinya sampai ajal menjemputnya. Lalu kamipun membentangkan kain untuk menuntupi wajahnya. Ibunya yang sudah lemah dan tua berada di samping kepalanya. Lalu kami menoleh kepadanya sambil menghiburnya dengan berkata, ‘Berharaplah pahala dari Allah atas musibah yang menimpamu’.
‘Apakah anakku sudah mati?’, tanya wanita tua itu.
‘Ya’, jawab kami.
‘Benarkah apa yang kalian katakan?’, tanyanya lagi.
‘Ya, benar’, jawab kami.
Lalu wanita tua itu mengulurkan tangannya ke langit sambil berkata, ‘Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku pasrah kepada-Mu dan berhijrah kepada Rasul-Mu, dengan harapan agar Engkau berkenan menolongku dalam tiap kesulitan. Ya Allah, janganlah Engkau timpakan kepadaku musibah ini pada hari ini’.
Kemudian dibukalah penutup wajah yang telah kami tutupkan kepada anak muda itu. Tidak berapa lama kemudian, kami menyantap makanan bersamanya.
Ajaib, anak muda itu hidup kembali.
Apa hikmah kisah ini?
Pertama, kisah ini memberi bukti akan dahsyatnya efek doa seorang ibu yang shalihah. Doa orangtua kepada anaknya seperti doa Nabi untuk umatnya. Jangan ragu untuk selalu meminta doa dari orangtua.
Kedua, kisah ini memotivasi kita agar terus berdoa. Jangan pernah berhenti berdoa. Jangan berpikir mengapa doa kita belum terkabulkan. Kalaupun Allah swt ‘belum’ menjawab doa kita, maka kita sudah mendapatkan dua pahala: pahala berdoa dan pahala bersabar menunggu keputusan Allah swt. Tidak ada doa yang tidak terkabul. Allah swt mengabulkan doa-doa kita yang sesuai dengan kebutuhan kita dan sesuai pada waktu yang kita butuhkan.
Ketiga, kisah ini memotivasi kita untuk terus mempertebal keyakinan kepada Tuhan. Ya, keyakinan penuh kepada Allah swt, Sang Pemberi Kehidupan, bahwa Dia akan selalu menyertai langkah hidup kita. Keyakinan seperti ini tidak akan tumbuh dalam hati seseorang yang tidak percaya dengan Kemahakuasaan Allah swt. Keyakinan seperti ini tidak akan lahir dari hati yang lalai dari Allah swt. Itulah hati yang penuh dengan doa dan pengharapan kepada Allah, hati yang penuh dengan cinta kepada Allah, hati yang selalu berusaha lurus di jalan-Nya. Pemilik hati seperti ini akan selalu ditolong oleh Allah swt. persis seperti yang dilakukan-Nya terhadap wanita tua itu.
Kita seringkali merasa putus asa dan terombang-ambing dengan ujian hidup. Itu karena kita tidak punya keyakinan penuh kepada Allah swt. bahwa Dia akan menolong kita. Bisa jadi, hati kecil kita berkata bahwa sebabnya adalah karena kita kurang dekat dengan-Nya selama ini.
Jika kita selalu berusaha mendekat kepada Allah swt dan memperbaiki ibadah kepada-Nya, maka yakinlah Dia akan memberi jalan keluar pada setiap kesulitan kita.

5 Perkara yang dapat menghalang keburukan


https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1507597_640788549310505_1190538072_n.jpg
1- Lembut percakapan dapat menghalang kemarahan.
2- Membaca Taawwuz dapat menghalang gangguan syaitan.
3- Berhati-hati atau tidak gopoh-gapah dapat mengelakkan penyesalan.
4- Menjaga lidah dapat mengelakkan kesilapan bercakap.
5- Doa dapat mengubah kejahatan Qadar yang telah Allah SWT taqdirkan.
https://fbcdn-sphotos-g-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/p403x403/62884_457788224297500_1825155630_n.jpg

Sunday 29 December 2013

9 SEBAB HATI TIDAK TENANG

http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcToRm6hnbL-i76EwtqTfFafnJZQj3HEO2pxoNMzJid9vVzVU0NdpA
SEBAB-SEBAB HATI TIDAK BAHAGIA IALAH KERANA ADANYA MAZMUMMAH DIDALAM HATI.
Antara mazmummah utama yang menghilangkan bahagia di
hati ialah :
1. Pemarah – paling mudah dikesan atau dilihat dan paling banyak di dalam diri manusia. Orang seperti ini jarang mendapat kawan dan hati tentunya tidak terang. (sape nak dekat kalau asyik nak marah ajer..bawak2lah senyum..tentu org tak takut nak dekat punyer..)
2. Pendendam – tersembunyi iaitu ibarat mengumpul lahar di dalam dada. Orang seperti ini sentiasa mencari-cari peluang untuk membalas dendam hatta secara yang kecil-kecil sekalipun seperti sakitkan hati atau tempelak orang yang didendami itu. Sebab itu
orang pendendam mudah kena sakit jantung. (ini kes dendam kesumat lahh nie..)
3. Hasad dengki - amalanya hangus akibat hasad dengkinya itu kerana ia memiliki sifat ketuhanan. (tak elok dengki mendengki ni.)
4. Bakhil - sentiasa merasakan orang lain menginginkan harta, kesenangan, pangkat dll. dari dirinya. Contohnya sentiasa berdalih mengatakan ia tiada duit. (rezeki yang diberi oleh Allah elok dikongsi bersama..-derma)
** Allah lebih sayang orang yang fasiq tetapi pemurah tetapi
benci orang yang abid tetapi bakhil. Kerana walaupun fasiq, pemurahnya itu tetap memberi manfaat pada orang lain kerana
kadangkala rezeki itu Allah beri melalui makhluk.
5. Tamak – orang yang tidak puas dengan yang sedikit nescaya tidak akan puas dengan yang banyak kerana dunia ini ibarat meminum air laut…walau berapa banyak yg diminum tetap tak abis jugak…lagipun org tamak selalu rugi..
** Ingat ! yang dikatakan harta atau rezeki kita bila ia dipakai atau digunakan oleh kita. Selagi tidak diguna iaitu disimpan, itu belum boleh dikatakan rezeki kita. (mungkin ada hak orang lain di situ) Biarlah rezeki itu sedikit tetapi mendapat keberkatan iaitu dapat dimanfaatkan.
6. Tidak sabar - andainya perkara yang kecil pun tidak boleh bersabar apatah lagi hal-hal yang lebih besar. (oleh itu banyak2kanlah bersabar bila hadapi dugaan..cthnyer time keja banyak..tetap maintain vogue walau keja bertimbun atas meja..heh..heh..)
7. Ego - ibu segala mazmummah jadi ia membuatkan seseorang paling tidak tenang. Orang yang memiliki sifat ini pantang tercabar dari sudut zahir mahupun batin. (yg nie no komen)..pasal semua org ader egonya sendiri..cuma tinggi/rendah tahap keegoan tersebut…
8. Riak - terseksa sendiri kerana sentiasa tercari-cari peluang untuk dipuji. Sentiasa berlakun-lakun di depan orang. Jika ia dipuji, ia akan menambah amalnya tetapi jika dikeji, ia akan mengurangkan amalnya. –Allah marah kalau kita riak..takabbur dgn aper yg kita ada…
9. Cinta dunia - tidak dapat menderita, …dapat pun menderita kerana bila sudah dapat susah pula menjaganya. Berhartalah tidak mengapa tetapi kawal hati jangan diletakkan pada harta itu. – biler mati cuma bawa amalan dan doa anak yg soleh/solehah…
** Cinta dunia merupakan “neraka dunia” kerana dunia itu “panas” akibat ia merupakan barang buruan dan rebutan. Jadi letakkanlah akhirat itu di hati dan dunia itu di tangan supaya dunia itu senang dibahagi-bahagi dan akhirat dibawa mati.
Kesimpulan
Jadi yang meragut kebahagiaan sebenarnya bukanlah secara TOTALnya disebabkan kemiskinan, musibah, kesibukan dllnya. tetapi ialah MAZMUMMAH.

Tuesday 17 December 2013

JIWA TENANG TANDA ORANG BERIMAN

JIWA TENANG TANDA ORANG BERIMAN




Orang Islam belum tentu beriman. Dengan mengikrarkan dua kalimat Syahadat serta hati membenarkannya belum lagi dikatakan seseorang itu dikatakan beriman, akan tetapi dia telah termasuk orang yang memeluk agama islam. Karena salah satu rukun dari islam itu ialah mengucapkan dua kalimat Syahadat. Setelah berada di dalam agama islam, maka belumlah cukup sampai disitu saja. Ia harus menggali dari pada ilmu–ilmu tentang ke islaman agar tumbuh dalam dirinya keimanan. Sebab keimanan itulah yang bisa membawa ia kedalam keselamatan, sebagaimana arti dari pada islam itu sendiri adalah selamat atau keselamatan. Bagaimana mungkin bisa dikatakan selamat atau masuk di dalam keselamatan kalau belum tumbuh yang namanya keimanan. Karena keimanan itu adalah isi dari pada islam, ruh dari pada islam dan kehidupan dari pada islam.
Tanpa adanya keimanan maka seseorang yang beragama islam ibarat pohon yang haus akan siraman air yang lama kelamaan akan kering dan mati tanpa menghasilkan buah yang bisa dinikmati hasilnya. Oleh sebab itu bagi siapa pun yang menginginkan keselamatan maka ia haruslah mengerti tentang keimanan. Dan keimanan itu tidaklah sekedar dikata melainkan perlu adanya bukti yang bisa dirasakan.

Diantara bukti–bukti kebenaran adanya Allah yang di luar dari diri kita seperti tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi, matahari yang selalu bersinar terbit dari timur dan tenggelam di barat, silih bergantinya siang dan malam, lautan yang luas sejauh mata memandang yang disertai ombak yang bergelombang dan buih di pesisir pantai, angin yang bertiup kencang dan terkadang sepoy–sepoy, suara guntur yang nyaring membuat hati orang gemetar karena lalai dari mengingat Allah sesekali diselingi dengan kilatan petir yang menyambar dsb. Begitu pula bukti–bukti Allah yang sangat dekat dengan diri kita adalah terangnya mata sehingga bisa melihat, pendengaran, penciuman, naik turunnya nafas, detakkan jantung, aliran darah dsb. Itu semua menunjukkan bahwa Allah lah yang menganugrahkannya kepada kita, yang kesemuanya itu tidak terlepas dari pada Qudrat dan Iradat Allah SWT menjadi pelajaran bagi yang mau memikirkannya. Lalu kenapa banyak yang tidak mempercayainya?.
Sungguh siapa yang beriman kepada Allah melalui bukti–bukti yang nyata, maka kebaikkan kembali kepada diri mereka sendiri dan siapa yang tidak beriman (tidak mempercayainya) maka kerugianlah yang akan ia dapatkan. Islam itu menuntut adanya kepercayaan yang menyeluruh, baik di hati, perkataan maupun perbuatan. Sehingga bagi mereka yang sudah beriman tentu hatinya menjadi bersih dari pada riya, sum’ah, sombong, takkabur, was–was, bimbang, takut dll. Dan akan terganti kepada sifat ikhlas, ridha, sabar, rendah hati, tawakkal, khusnuzhon (baik sangka kepada Allah), percaya dan yaqin akan Allah SWT. Kemudian setelah hatinya menjadi bersih, maka perkataannya akan menjadi halus dan sopan serta perbuatannya menjadi contoh tauladan yang baik di dalam kasih sayang, tolong menolong, hormat menghormati, arif dan bijaksana dalam sikap. Itulah orang yang benar–benar beriman/percaya kepada Allah SWT, dan dirinya akan menjadi rahmat bagi sekelilingnya, diperlukan oleh orang lain, serta dihormati dan disegani oleh orang lain. Sehingga martabatnya menjadi agung di mata orang banyak dengan seizin Allah, karena Allah akan mengangkat derajat dari pada orang–orang yang betul–betul beriman baik di dunia maupun sampai di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah,. Dan niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadilah :11)
Orang beriman dan Orang yang mengaku beriman.
Tidak semua orang islam benar–benar dinyatakan beriman, ada juga mereka yang masih mengaku beriman dikarenakan dari hatinya, perkataannya dan perbuatannya belum mencerminkan keimanan. Ia masih suka berbuat akan kemaksiatan, kemungkaran dan kejahilan. Belum lagi di dalam hatinya yang selalu buruk sangka kepada Allah, protes terhadap keputusan–keputusan yang telah ditetapkan Nya. Diberikan hujan ia mengeluh, didatangkan panas juga mengeluh. Apabila di berikan kebaikan atasnya oleh Allah, ia kikir. Sungguh fitrah manusia itu diciptakan oleh Allah selalu berkeluh kesah. Kecuali mereka yang mengerti dan mengenal akan Allah.
Sebagaimana yang telah di Firmankan oleh Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila mendapatkan kebaikan ia kikir. Kecuali orang-orang yang shalat. Yang mereka itu tetap shalat tiada putus–putusnya”. (QS. Al – Ma’aarij : 19 – 23)
Itulah manusia, ada yang mengerti dan ada yang tidak mengerti. Karena itu seseorang haruslah benar–benar masuk di dalam Iman yang sempurna, iman yang membawa kepada keselamatan. Tidak hanya sekedar mengaku beriman tetapi hati masih didalam ketidak tenangan. Sungguh sangat disayangkan apabila sudah masuk di dalam agama islam tetapi tidak mengerti tentang keimanan, dan tetap tidak perduli apakah ia sudah benar beriman ataukah hanya sekedar mengaku beriman.
Untuk itu sudah patut dan selayaknya bagi kita untuk merenunginya agar betul–betul kita masuk di dalam keimanan yang sempurna dan menyeluruh. Sehingga tidak sia–sia bagi kita memeluk agama islam dengan bertuhankan Allah SWT yang Maha Esa dan bernabikan Muhammad Rasulullah SAW nabi penutup dari sekalian para nabi.
Iman yang sempurna adalah iman yang melekat pada hati seseorang dengan merasakan kedekatan serta Allah, yang melalui kedekatan itu jiwanya menjadi tenang dan damai. Walau apapun permasalahan di dalam kehidupan dunia, ia hadapi dengan lapang dada dan tetap berikhtiar mencari jalan keluar dari permasalahan tsb dengan tidak melupakan bertawakkal kepada Allah SWT. Keyakinan seperti itulah yang akan merubah kehidupannya menjadi lebih baik di dalam keridhoan Allah SWT.
Memang di dalam kehidupan dunia ini setiap permasalahan selalu ada dan akan datang kepada siapa saja, tinggal bagaimana cara kita untuk menghadapinya. Tetaplah ingat kepada yang mendatangkan setiap permasalahan–permasalahan itu dan menyerahkan segala urusan tsb kepada Nya, maka Insya Allah akan didapatkan ketenangan jiwa dan kekuatan untuk menghadapinya serta akan dibukakan jalan keluar baginya apabila mengalami kesulitan–kesulitan tsb.
Allah SWT ber Firman :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (QS, Ar-Ra’d : 28)
Karena itu di dalam kemelut dunia saat ini yang penuh dengan beraneka macam kemaksiatan dan kemungkaran, sudah sepatutnya kita tingkat kan keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT agar jiwa mendapatkan keseimbangan dan kekuatan sehingga kita bisa mengatasi segala problem kehidupan yang ada bahkan mungkin pengetahuan tersebut bisa kita wariskan turun temurun kepada anak cucu kita. Sebagaimana Allah SWT memperingatkan kita di dalam Firman Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS, At-Tahrim : 6)
Tentu merekalah orang–orang ber akal yang mau berfikir tentang masa depannya kelak yang mana mereka tidak menginginkan keburukan terjadi pada dirinya di suatu saat nanti, maka mulai pada saat ini ia cari pengetahuannya agar bisa menjadikan dirinya dan keluarganya menjadi terlebih baik. Itulah perbedaan antara orang – orang yang benar – benar beriman dan orang–orang yang hanya sekedar mengaku beriman, yang satu hatinya melihat dan yang satunya lagi hatinya buta. Dijelaskan Allah di dalam Firman Nya :
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QS, Al-Hajj : 46)
“Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar)”. (QS, Al-Israa’ : 72)
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”. (QS, Al –A’raaf :179)

Wednesday 11 December 2013

KEKUATAN HATI ( QOLBU )



Kalau fikiran manusia ada di otak yang terletak di kepala, dimanakah letak hati manusia? Pada zaman dahulu para pakar Sumerian Asyirian berpendapat bahwa manusia berfikir dan merasa menggunakan organ hati (liver). Hal ini dibantah oleh Aristoteles yang menganggap manusia berfikir dan berperasaan dengan jantung (heart). Kedua pendapat tersebut mempunyai pengikut masing masing, penggunaan istilah liver berkembang di daerah selatan terutama Asia, dan heart berkembang di utara terutama Eropa. Namun didaerah selatan kini pengertian hati (liver) telah menjadi rancu, mereka mengatakan hatiku sangat sakit tapi yang diurut bagian dada (lokasi jantung).
Dalam Al Qur’an A Al Hajj 46 dengan jelas dinyatakan bahwa qalbu itu berada dirongga dada ( mungkin jantung?).
al-hajj_46.png
46- maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. ( Al Hajj 46)

Rasulullah mengatakan bahwa didada manusia ada segumpal darah, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh manusia itu jika dia buruk maka manusia itupun menjadi buruk pula.
didalam hati (qolbu) manusia terdapat empat ruangan yaitu:
  1. Yang diinginkan.
  • Ingin senang, kaya, bahagia, sukses, aman , nyaman, nikmat, serba cukup, sehat, kuat.
  1. Yang di takuti
  • Takut mati, miskin., susah, sengsara, melarat, hina, sakit, lemah.
  1. Penyakit hati
  • Musyrik, kafir, dengki, hasud, dendam, ria, sombong, takabur, malas, khianat.
  1. Kekuatan hati
  • Iman, Taqwa, Ikhlas, sabar, jujur, amanah, santun, syukur, ridha, pemaaf, pemurah, penyayang.
kekuatan-kelemahan-hati.jpg
Empat ruang dalam hati yang mempengaruhi jalan hidup Manusia Dan tujuh tingkatan nafsu manusia menurut ajaran tasawuf.
Manusia ingin bahagia, kaya, senang, sejahtera dan takut mati, miskin, sengsara ataupun melarat. Untuk mencapai yang diinginkan dan menjauh dari yang ditakuti manusia dirongrong oleh penyakit hati yang berupa kemusyrikan, kafir, sombong, dengki, ujub, takabur, ria sifat ini ditiupkan oleh syetan kedalam hati manusia.
Jika sifat buruk yang ditiupkan syetan itu merajalela dalam hati dan hati mejadi busuk penuh penyakit maka manusia akan gagal mencapai yang diingini bahkan sebaliknya akan terjerumus kelembah yang ditakuti tersebut.
Sebaliknya jika hati dipenuhi kekuatan Iman, taqwa, tawakkal sabar, iklas, jujur, amanah dan sifat lainnya yang mendapat ridha Allah niscaya ia akan menemui apa yang diinginkan yaitu bahagia, kaya, senang, aman sejahtera.
Hati atau Qolbu adalah bagian penting dari manusia yang tetap berfungsi sejak hidup didunia sampai terus di akhirat kelak. Fungsi hati atau Qalbu tidak berhenti atau putus akibat datangnya kematian. Bagian tubuh lain seperti mata, telinga, otak dan seluruh tubuh tidak berfungsi lagi setelah datangnya kematian. Namun hati akan tetap berperan dialam barzakh, dihari berbangkit sampai dihari berhisab kelak. Hati yang jernih dan bersih akan membawa kita pada kehidupan yang sejahtera dan kekal selamanya di sisi Allah baik didunia maupun diakhirat. Hati yang kotor, busuk dan penuh penyakit akan membawa kita kepada kesulitan dan kesengsaraan abadi selama hidup didunia dan di akhirat kelak.
Perhatikan do’a Nabi Ibrahim yang didalam S. As Syu ‘ara ayat 87-89

as-syuaraa-87-89.gif


87- dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
88- (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
89- kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih

Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar jangan dihinakan pada hari berbangkit, dihari yang tiada bermanfaat harta dan anak anak, pangkat dan jabatan, karib dan sanak famili, kecuali orang yang datang menghadapNya dengan hati yang bersih. Disini tergambar bahwa hati tetap memegang peranan penting sampai dihari berbangkit kelak, dikala bumi telah lenyap dan diganti dengan kehidupan lain diakhirat kelak.
Orang yang hatinya busuk, kotor penuh penyakit juga akan merasakan akibat kekotoran hatinya itu kelak diakhirat, seperti digambarkan Allah dalam S Al Baqarah ayat 10 dan An Naazi’aat 6-9:
al-baqarah_10.png
10- Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. ( Al Baqarah 10)


annaaziat-6-9.gif
6- (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam,
7- tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua.
8- Hati manusia pada waktu itu sangat takut,
9- pandangan tunduk. ( An Naazi’aat 6-9 )

Dari beberapa keterangan diatas jelas bahwa hati tetap memegang peranan sampai dihari berbangkit kelak. Fungsi hati tidak berhenti dengan datangnya kematian. Ia tetap memegang peranan selama hidup didunia, setelah datang kematian, dialam barzakh, dihari berbangkit bahkan sampai hari berhisab kelak.Karena itu jagalah hati jangan sampai dipenuhi penyakit dan kebusukan yang akan mencelakakan kita didunia dan akhirat kelak. Bersihkan hati dari kotoran dan penyakit, tanamkan Iman, Taqwa, Tawakkal dan berbagai sifat baik lainnya didalam hati, hingga dapat dicapai berbagai kebaikan selama hidup didunia dan di akhirat kelak.


Tujuh tingkat nafsu menurut ahli tasawuf
Selama menjalani kehidupan didunia hati manusia akan mengalami perubahan dari keadaan keruh menjadi jernih melalui tujuh tingkat nafsu.
Para ahli tasawuf membagi nafsu manusia menjadi tujuh tingkatan , yaitu
  1. Nafsul Amarah, ini adalah tingkatan yang paling rendah. Nafsul amarah cenderung mendorong manusia untuk melakukan perbuatan keji dan rendah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam s. Yusuf ayat 53
yusuf-53.gif
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Yusuf 53)
Sifat orang yang mempunyai nafsul amarah antara lain mudah marah, sombong, takabbur, tamak, kikir , dengki dan hasud, sering memperturutkan keinginan syahwat secara berlebihan.

  1. Nafsul Lawwamah, tingkat yang lebih tinggi adalah nafsul lawwamah. Nafsu ini sering mengkritik dan menyesali tindakan yang tidak patut yang dilakukan atas dorongan nafsul lawwamah. Keberadaan nafsu ini disebutkan dalam S Al Qiyamah ayat 2:
al-qiyamah-2.gif

dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (Al Qiyamah 2)

Pada tingkatan ini seseorang akan menyesali perbuatan buruknya, dia sering merenung dan mengkritik semua perbuatannya yang keliru. Selanjutnya dia berusaha agar perbuatan buruk yang telah dilakukan tidak terulang lagi.
  1. Nafsul Mulhammah, tingkat nafsu yang ketiga adalah nafsul mulhammah. Keberadaannya disebutkan dalam S Asy Syam ayat 7-10.
as-syam-7-10.gif
7- dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
8- maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
9- sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,
10- dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
( Asy-Syam 7-10)

Orang yang telah mencapai tingkatan ini telah mampu mengendalikan dirinya dari keingainan nafsu yang rendah. Ia bisa membedakan yang hak dan batil. Ia selalu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela dan selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Berusaha mengerjakan amal soleh sebanyak banyaknya.

4. Naffsul Muthmainnah, tingkat nafsu yang kempat adalah nafsul Muthmainnah, keberadaan nafsu ini disebutkan dalam S Al fajr 27-31.
al-fajr-27-31.gif
27- Hai jiwa yang tenang.
28- Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya.
29- Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku,
30- dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Orang yang telah mencapai tingkat ini jiwanya jadi tenang , penuh rasa tawakkal, ridho dengan semua ketetapan Allah , tidak disentuh rasa duka , sedih dan cemas.
5. Nafsul Radhiah , orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa puas dengan apa yang diterimanyadari Allah . Bagi mereka sama saja kejadian baik maupun buruk yang menimpanya. Hatinya tidak terpengaruh oleh kehidupan dunia. Mereka selalu kembali pada Allah dan ridho dengan semua keputusannya.
6. Nafsul Mardhiyah, Tingkat ini lebih tinggi daripada Nafsul Radhiyah. Ia adalah orang yang sangat dekat dan dicintai Allah. Merekalah yang dimaksud oleh salah satu hadist Qudsi:
“SENANTIASA HAMBAKU MENDEKATKAN DIRI KEPADAKU DENGAN MENGERJAKAN IBADAH IBADAH SUNAH HINGGA AKU CINTA PADANYA. MAKA APBILA AKU TELKAH MENCINTAINYA, JADILAH AKU PENDENGARANNYA YANG DENGANNYA IA MENDENGAR, PENGLIHATANNYA YANG DENGANNYA IA MELIHAT,PERKATAANNYA YANG DENGAN YA IA BERKATA KATA, JADILAH AKU TANGANNYA YANG DENGANNYA IA BERBUAT, JADILAH AKU KAKINYA YANG DENGANNYA IA MELANGKAH, DAN AKALNYA YANG DENGANNYA IA BERFIKIR”
Semua langkah dan perbuatannya dilakukan atas bimbingan dan petunjuk Allah, seperti apa yang telah dilakukan Nabi Khidir dan tidak dipahami oleh Nabi Musa .
Dia tidak bertindak dengan kemauan sendiri, melainkan dengan bimbingan dan kehendak Allah
7. Nafsul Kamilah, ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna, yang selalu berada dalam pengawasan dan bimbinganNya. Terpelihara dari perbuatan yang tercela.
Untuk meraih tingkatan nafsu dari level rendah sampai yang tinggi seperti tersebut diatas diperlukan perjuangan yang gigih dan ulet. Tidak bisa didapat dengan santai tanpa usaha yang maksimal. Untuk naik dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi dibutuhkan waktu yang cukup lama sampai bertahun tahun.
Insya Allah dengan hati yang bersih dan jernih kita bisa meraih kemenangan dunia dan akhirat. Menjalani hidup berbahagia didunia dan akhirat , tidak ditimpa kesedihan dan duka yang berlarut larut. Kelak ditempatkan Allah di taman syurga yang abadi dan hidup kekal selamanya disana.


Orang yang memperturutkan hawa nafsu
Orang yang mengikuti nafsul amarah berusaha memenuhi keinginan rendahnya dengan berbagai cara .Ia sangat rakus terhadap kebutuham syahwat, harta , makan , pujian , dan lain sebagainya. Hidupnya hanya untuk mengabdi pada pemenuhan kebutuhan nafsunya. Ia tidak perduli dengan peraturan halal atau haram , baginya memenuhi semua kebutuhan hawa nafsu nya adalah segala galanya.
Syetan mendoronganya untuk memenuhi kebutuhan nafsunya dan memperlihatkan indah semua perbuatannya yang buruk Mereka merasa mereka adalah orang yang benar dan mendapat petunjuk , setan telah menipu mereka, tapi mereka tidak menyadari. Firman Allah dalam S Az Zukhruf 36-37:
az-zukhruf-36-37.gif
36- Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
37- Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. ( Az Zukhruf 36-37)
Bagi manusia hanya ada dua pilihan , mengabdi pada kepentingan hawa nafsu atau mengabdi Pada Allah. Orang yang mengabdi pada kepentingan hawa hawa nafsu dia akan lupa kepada Allah, sebaliknya orang yang mengabdi pada Allah harus rela mengalahkan kepentingan hawa nafsunya. Dua kepentingan yang berbeda ini tidak mungkin dijadikan satu . Seseorang tidak mungkin mengabdi kepada Allah sambil memuaskan kepentingan hawa nafsunya, Kita harus memilih satu diantara dua , mengabdi pada Allah atau pada kepentingan hawa nafsu.
Orang yang memperturutkan hawa nafsunya hatinya telah mati terkunci, dan tidak peduli dengan peringatan dan nasehat yang disampaikan padanya. Bagi mereka hal paling penting adalah memenuhi semua hasrat dan kebutuhan nafsunya.
muhamad-16.gif

16- Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu mereka berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.
( Muhammad 16)
Orang yang mengendalikan diri
Orang yang menginginkan kemuliaan bersama Allah berusaha mengendalikan dirinya dari memperturutkan keinginan hawa nafsu. Mereka menghadapkan hati ndan fikirannya pada Allah, mereka berusaha patuh pada syari’at dan aturan yang telah ditetapkan Allah, mereka tidak memperturutkan keinginan hawa nafsunya.
jatsiyah-18.gif
18- Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.
( Jatsiyah 18)
Baginya Allah adalah segala galanya , ia tidak segan mengorbankan kepentingan hawa nafsunya untuk kepentingan di jalan Allah. Mereka rela mengorbankan kepentingan hawa nafsunya untuk mencari ridha Allah. Mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk dan kemenangan dunia dan akhirat.
Hati yang rusak ,penuh penyakit dan mati
Orang yang selalu memperturutkan keinginan hawa nafsunya hatinya akan menjadi rusak dan penuh penyakit. Jika tidak ada usaha untuk mengobati dan membersihkan nya dari penyakit akhirnya hati akan menjadi keras membatu dan akhirnya mati.
al-baqarah-10.gif
10- Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta
.( Al Baqarah 10)
al-baqarah-7.gif
7- Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
( Al Baqarah 7)
an-nahl-108.gif
108- Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. ( An Nahl 108)
Orang yang hatinya telah rusak dan mati, hidup dalam kegelapan dan kekalutan. Hatinya sulit untuk menerima hidayah dan petunjuk Allah, hatinya tertutup tidak mampu menerima kebenaran. Seluruh hidupnya hanya untuk mengabdi pada setan dan memperturutkan hawa nafsu. Dia berada dalam kekuasaan setan laknatullah, Diakhirat kelak ia berada dalam penderitaan abadi selama lamannya dalam neraka jahannam
Hati yang bersih dan jernih
Orang yang mampu mengendalikan diri dari mengikuti bisikan setan dan memperturutkan keinginan hawa nafsu, serta mampu membersihkan hatinya dari sifat sifat tercela. Banyak ingat dan kembali pada Allah serta mohon ampun atas segala dosa dan kesalahannya. Hatinya menjadi bersih dan jernih, bersinar dengan cahaya ilahi. Itulah hati Qolbun salim yang dimaksud Nabi Ibrahim dalam do’anya yang disebutkan dalam surat Asy Syuara ayat 87-89.
as-syuaraa-87-89.gif

87- dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,
88- (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
89- kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
Hati yang bersih dan jernih memberi rasa nyaman sepanjang masa baik di dunia maupun di akhirat. Bebas dari rasa cemas dan takut sebagai disebutkan dalam S . Yunus ayat 62:
yunus-62.gif
62- Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Merawat dan Memelihara Hati
Kita menyadari bahwa hati merupakan unsur paling penting dalam kehidupan kita yang tetap berfungsi sampai akhir zaman. Karena itu kita harus merawat dan memeliharanya dengan baik agar tidak rusak dan dipenuhi penyakit yang dapat menyengsarakan kita selama lamanya.
Hati yang bersih dan jernih adalah hati yang selalu ingat pada Allah, setiap saat melakukan komunikasi dengan Allah, sehingga selalu berada dalam bimbingan dan hidayah-Nya. Matanya dibimbing oleh hatinya untuk selalu memandang kebesaran Allah, telinganya dituntun oleh hatinya untuk selalu mendengar kan nasihat dan ayat ayat Allah. Hatinya selalu terbuka untuk menerima nasihat dan ajaran kebaikan.
Beberapa cara untuk menjaga dan merawat hati agar tetap bersih dan jernih antara lain
1. Selalu ingat pada Allah dimanapun berada
2. Selalu memuji kebesaranNya
3. Selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah
4. Selalu bertasbih mensucikanNya
5. Selalu mohon ampun atas kekhilafan dan dosa yang dilakukan
6. Selalu mohon perlindunganNya dari godaaan Syetan dan tipu daya dunia yang melalaikan
7. Selalu mohon bimbingan dan tutunan Allah dalam menjalani kehidupan ini
8. Selalu membaca atau mendengarkan ayat suci Al -Qur’an dan mentadabburinya setiap hari
9. Melatih hati untuk bersifat Taqwa, tawakkal, sabar, ikhlas, jujur, amanah,ridho,kasih sayang menahan amarah, menahan nafsu dari keinginan rendah dan lain sebagainya
10. Bersihkan hati dari penyakit Kafir, musyrik, sombong, takabbur, riya, dengki, dendam, khianat, kikir,loba dan tamak, memperturutkan hawa nafsu dan lain sebagainy
a