Tuesday 31 December 2013

DAHSYATNYA DOA SEORANG IBU



Alkisah pada masa Rasulullah, terdapat seorang sahabat yang bernama Al Qomah. Sahabat alim ini dikenal sangat taat dalam menjalankan ibadah khususnya sholat. Setiap Rasulullah sholat pasti beliau selalu menjadi makmum dibelakangnya. Tetapi malang, menjelang akhir hidupnya, Al Qomah mengalami cobaan berat. Disaat-saat sakaratul maut, lidahnya begitu berat untuk mengucapkan dua kalimat syahadat, meskipun berkali-kali Rasulullah menuntunnya. Sehingga akhirnya Rasulullah memanggil istri Al qomah dan menanyakan keberadaan ibu Al Qomah. Ternyata ibu al Qomah masih hidup dan tinggal di sebuah kota. Dengan segera Rasulullah mendatangi dan menemui ibu Al Qomah.

Rasulullah menceritakan bagaimana kondisi Al Qomah. Ibu tersebut tidak menunjukkan reaksi apapun bahkan menyumpahinya. Setelah Rasulullah berdialog dengan ibu Al Qomah, barulah beliau memahami ternyata ibu tersebut memiliki sakit hati pada putranya. Setelah berkeluarga, Al Qomah tidak lagi memperhatikan hak-hak ibunya. Dengan pujukan Rasulullah, akhirnya hati ibu tersebut luluh juga dan memaafkan putranya. Dengan ketulusan hati ibunya memaafkan kesalahannya, akhirnya Al qomah dapat mengucapkan dua kalimat syahadat dan meninggal dunia dengan khusnul khotimah.

Subhanallah……kisah diatas adalah pelajaran dan hikmah yang sangat berharga bagi kita sebagai seorang anak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan kita dengan orang tua kita khususnya ibu kita. Kesalahan sekecil apapun menurut pandangan kita ternyata dapat memberi kesan besar bagi diri kita ketika ibu kita tidak redha terhadap apa yang kita perbuat.
Kisah tersebut juga menunjukkan begitu dalamnya kasih seorang ibu. Dengan alasan apapun, jauh dilubuk hatinya yang paling dalam tidak ada kata benci pada anaknya sekalipun seorang ibu dizalimi oleh perilaku anaknya.
Dalam kisah-kisah yang lain, baik kisah nyata ataupun dongeng, kedasyatan doa seorang ibu mampu mengalahkan urusan apapun di dunia ini. Karena dalam keredhaan seorang ibu pada anaknya sudah pasti terdapat redha Allah. Bahkan keredhaan Allah kepada orang yang memuliakan ibunya tidak pernah mendatangkan kerugian, justeru akan membuahkan keberuntungan baik di dunia maupun diakhirat.
Kisah pemuda yang hidup didalam kubah terbuat dari batu permata di dasar samudra pada jaman Nabi Sulaiman (baca cerita ba’da isya’) adalah bukti bahwa Allah memberikan kenikmatan yang luar biasa kepada anak yang berbakti kepada ibunya. Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah dari seorang ibu yang redha kepada anaknya. Dengan kata lain doanya seorang ibu sangat maqbul dan akan menentukan masa depan anaknya.
AMAL TERBAIK DALAM HABLUMMINANNAS

Begitu urgentnya perkara ini (berbakti pada orang tua), dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 83 perintah ihsan (baik) pada orang tua menempati posisi kedua sesudah perintah beribadah kepada Allah atau larangan mempersekutukan Allah. Bahkan Allah meletakkan perintah terima kasih kepada orang tua setelah terima kasih kepada Allah (QS. Luqman : 14).

Tingginya kedudukan berbakti kepada orang tua menyebabkan durhaka pada orang tua termasuk dalam dosa besar kedua setelah syirik (HR. Bukhari dan Muslim).

Pembaca yang budiman, siapapun dan apapun jabatan kita saat ini apakah kita seorang pengusaha yang berjaya, pejabat tinggi, pengarah, entertainment dsb, status kita sebagai seorang anak tidak akan pernah berubah dimata ibu kita. Dibalik kebesaran diri kita, kita tetaplah sebagai seorang anak yang sampai bilapun memerlukan seorang ibu. Sedar ataupun tidak sadar, menjadi apa kita saat ini adalah karena peranan, hasil ikhtiar dan doa orang tua kita dalam membesarkan, mengasuh dan mendidik kita selama ini.
Kejayaan kita menjadi seorang unggul merupakan kerja keras orang tua kita dalam mencetak diri kita. Tanpa tekad dan semangat orang tua dalam membina anak-anaknya, kita ini tidak memiliki arti apapun dihadapan manusia maupun Allah.
Pengorbanan orang tua tidak akan pernah sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan untuk mereka. Sebesar apapun harta yang kita keluarkan, tidak akan pernah mampu menggantikan cucuran keringat dan kelelahan orang tua kita.
Begitu naifnya, kesibukan kita terhadap berbagai urusan sering menyebabkan kita tidak bisa menjadi pelayan yang terbaik bagi orang tua kita, khususnya dihari-hari tuanya, padahal selama ini mereka selalu siap melayani kita at anytime, disaat longgar maupun sempit, susah maupun senang.
Yang lebih mengagumkan, dihari tuanya tersebut dimana tiada harta dan tenaga yang besar, mereka tidak pernah berhenti untuk mendukung kejayaan kita melalui doa-doanya, sementara kita terkadang lupa untuk mendoakannya, kita bahkan terburu-buru beranjak untuk segera mengerjakan pekerjaan kita setelah menunaikan ibadah sholat. Astagfirullahaladzim…..Ya Allah… ampunilah kami yang telah menzalimi ibu dan bapak kami….

INSAN BERTAGWA KUNCI KEBAHAGIAAN ORANG TUA
Abdurrahman bin Mas’ud pernah bertanya pada Rasulullah mengenai amal yang paling disukai oleh Allah. Rasullullah menjawab,”Sholat pada waktunya.”Dan setelah itu,”berbuat baik pada orang tua”. Ini bererti bahwa berbakti pada orang tua merupakan amalan terbaik kedua setelah sholat tepat waktu.
Kasih ibu (bapak) yang tidak terhingga kepada kita tidak akan pernah terbalaskan. Tidak ada sesuatu yang paling menggembirakan ibu dan bapak daripada melihat anaknya dapat menyenangkan hati, berbakti, taat, sopan santun dan cerdas. Begitu pula sebaliknya tiada sesuatu yang lebih menyedihkan hati mereka daripada melihat anaknya durhaka, pembangkang, tidak sopan dan bodoh.
kesolehan diri kita adalah penghibur hati sekaligus menjadi penolong bagi ibu bapak (kelak ketika mereka meninggal ) kita. Dengan predikat kita saat ini, tanpa pangkat “soleh” hanya akan menyengsarakan ibu bapak kita. Kita akan selalu menjadi beban bagi hari tua mereka.
Pembaca yang budiman, yakinlah, ketika kita berbuat baik kepada ibu bapak kita, Allah pasti akan menjadikan anak-anak kita kelak berbuat baik pula pada kita. Kebahagiaan yang kita berikan kepada ibu bapak kita saat ini, kelak akan kita tuai dengan kebahagiaan yang akan diberikan oleh anak-anak kita. Keikhlasan kita merawat dan mengasihi ibu bapak kita akan membuahkan keikhlasan anak-anak kita dalam merawat dan mengasihi kita. Sungguh….Allah yang rahman dan rahim adalah Maha Adil…
“Allahu robbi…ampunilah kami yang sampai saat ini belum bisa membahagiakan ibu bapak kami. Lindungilah ibu bapak kami dalam naungan kasih sayangmu yang Maha Luas dan masukkanlah mereka dalam surgaMu yang berlimpah kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi”

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.